Pengusaha yang telah bergelut selama puluhan tahun pada usaha bengkel sepeda motor ini pun menjanjikan kualitas BMC tak kalah dengan bengkel resmi. "Saya ingin mengikis citra bengkel umum yang kumuh dan tak profesional," ujarnya.
Kini, Adi telah membuka 19 gerai BMC. Dari jumlah itu, hanya satu gerai saja yang menjadi milik Anda Group Totality. Sebanyak 18 gerai merupakan bengkel mitra yang tersebar di Jakarta, Bandung, Kediri, Klaten, Denpasar, dan Palembang.
Meski persaingan bisnis bengkel sepeda motor dan penjualan suku cadang sepeda motor kian ketat, Adi optimistis besarnya pemilik sepeda motor tak akan pernah membuat bisnis bengkel sepi. "Kami yakin, pengembangan konsep bengkel umum yang setara dengan kualitas bengkel resmi ini akan berjalan dengan baik ke depannya," tandasnya.
Alhasil, pria 37 tahun ini pun menargetkan pembukaan BMC sebanyak lima hingga enam gerai setiap tahun.
Respon baik
Pada kemitraan ini, Adi menawarkan tiga paket investasi.Yakni, paket kecil, paket menengah, dan paket besar. Namun, sebagian besar mitranya, memilih paket menengah.
Nilai investasi BMC dimulai senilai Rp 150 juta untuk paket kecil. Adapun untuk paket menengah dan besar, investor harus menyediakan duit masing-masing sebesar Rp 185 juta dan Rp 250 juta.
Pada semua paket ini, kerja sama hanya berlaku selama tiga tahun. "Pada tahun ketiga dan seterusnya, kami akan mengenakan biaya keanggotaan atau membership fee sebesar Rp 3 juta per tahun," ujarnya. Seperti kemitraan lainnya, Anda Group juga tak mengutip royalti fee.
Hanya saja, Adi mensyaratkan mitra menyediakan lahan seluas minimal 75 m² sebagai lokasi bengkel. "Itu luas ideal untuk membuka bengkel dan penjualan sparepart sekaligus," jelasnya.
Dalam hitungan Adi, mitra bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 1,5 juta per hari. Dengan pendapatan sebesar itu, mitra BMC diperkirakan bisa balik modal pada bulan ke-18 hingga ke-24.
Salah satu mitra BMC yang membuka gerainya di Klaten, Helena Hartati mengatakan, antusias masyarakat cukup besar di bengkel yang baru dia buka sebulan lalu. Helena membeli kemitraan paket kecil seharga Rp 150 juta.
Meski terbilang baru, Helena bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 500.000 hingga Rp 1 juta per hari. Ia pun memperkirakan, modalnya akan kembali dalam kurun waktu dua tahun mendatang. "Bahkan, kalau dilihat dari respons saat ini, modal saya bisa kembali dalam waktu lebih cepat lagi," ujarnya.
Dengan makin banyaknya populasi sepeda motor, Helena pun melihat prospek bengkel sepeda motornya cukup cerah. Padahal, Helena membuka bengkelnya di dekat Candi Prambanan, yang bukan kota besar. (Fahriyadi, Fitri Nur Arifenie/Kontan)
No comments:
Post a Comment