Di tahun 2010, terdapat 560 desa wisata yang dikembangkan melalui PNPM mandiri bidang pariwisata. PNPM mandiri bidang pariwisata merupakan program Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat bersama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. "Tahun 2011 akan dikembangkan 960 desa wisata," tutur Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenbudpar, Firmansyah pada acara pelaporan Rapat Kerja Teknis Destinasi Pariwisata, di Jakarta, Rabu (23/2/2011).
Desa-desa wisata ini tersebar di 33 provinsi. Firmansyah mengharapkan desa wisata agar mandiri dan tidak terus bergantung suntikan bantuan. Karena itu, pihaknya mensinergikan dengan unit usaha rakyat agar bersama-sama mengembangkan desa menjadi daya tarik wisata. "Kita juga fasilitasi dengan pihak perbankan agar menyalurkan kredit usaha," katanya.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Masyarakat, Bakri mengatakan bahwa desa wisata merupakan kampung-kampung budaya atau desa-desa yang dekat dengan objek wisata. "Banyak objek wisata yang banyak dikunjungi wisman, tapi ada juga objek wisata yang digemari wisnus. Kita perlu meningkatkan peran masyarakat agar mampu mengelola objek wisata," ungkap Bakri.
Ia menambahkan perlunya pembelajaran bagi penduduk bahwa objek wisata itu milik bersama. Bakri memberi contoh di kawasan Candi Borobudur. "Di sekitar candi ada desa-desa, penduduknya bisa menampilkan aneka seni, tarian, kuliner, atraksi. Mereka ada MoU dengan pihak pengelola Candi Borobudur," katanya.
Sehingga, tambah Bakri, jika pihak Candi Borobudur membutuhkan atraksi seni ataupun makanan khas, bisa menggunakan ketrampilan dari penduduk desa-desa tersebut.
Desa-desa wisata ini tersebar di 33 provinsi. Firmansyah mengharapkan desa wisata agar mandiri dan tidak terus bergantung suntikan bantuan. Karena itu, pihaknya mensinergikan dengan unit usaha rakyat agar bersama-sama mengembangkan desa menjadi daya tarik wisata. "Kita juga fasilitasi dengan pihak perbankan agar menyalurkan kredit usaha," katanya.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Masyarakat, Bakri mengatakan bahwa desa wisata merupakan kampung-kampung budaya atau desa-desa yang dekat dengan objek wisata. "Banyak objek wisata yang banyak dikunjungi wisman, tapi ada juga objek wisata yang digemari wisnus. Kita perlu meningkatkan peran masyarakat agar mampu mengelola objek wisata," ungkap Bakri.
Ia menambahkan perlunya pembelajaran bagi penduduk bahwa objek wisata itu milik bersama. Bakri memberi contoh di kawasan Candi Borobudur. "Di sekitar candi ada desa-desa, penduduknya bisa menampilkan aneka seni, tarian, kuliner, atraksi. Mereka ada MoU dengan pihak pengelola Candi Borobudur," katanya.
Sehingga, tambah Bakri, jika pihak Candi Borobudur membutuhkan atraksi seni ataupun makanan khas, bisa menggunakan ketrampilan dari penduduk desa-desa tersebut.
No comments:
Post a Comment