Potensi ketersediaan bahan baku biogas di Tanah Air sangat besar. Namun demikian, energi alternatif itu masih belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal biogas dapat mendukung kebutuhan energi bagi industri rumah tangga dan usaha kecil menengah (UKM).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, pengembangan biogas sangat prospektif mengingat besarnya populasi hewan ternak dan agrikultur. Pada tahun 2009, Indonesia memiliki 13 juta ekor sapi perah dan sapi potong, serta 28 juta ekor kambing, domba, kerbau.
Menurut pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Vince Gowan, bisnis pengembangan biogas prospektif. "Apalagi Indonesia memiliki banyak daerah potensial sebagai sumber biogas, terutama sentra-sentra peternakan sapi potong dan sapi perah," katanya di sela seminar mengenai biogas, Senin (21/2/2011) di Jakarta.
Nilai investasi biogas mencapai Rp 10 juta per unit. Targetnya, ada satu juta unit biogas dalam waktu tiga tahun ke depan dengan penyebaran di 7 provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Untuk mengembangkan biogas, menurut Vince, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam bentuk pemberian insentif, alih teknologi, dan pelatihan. Di China, misalnya, pemerintah setempat sangat mendukung pengembangan biogas secara massal, antara lain dengan memberi insentif, misalnya berupa pinjaman lunak dan pembangunan pusat pelayanan biogas di setiap wilayah.
Biogas di Indonesia sudah lama dikembangkan namun belum optimal, karena dalam penerapannya masih bersifat proyek percontohan dan belum ada dukungan yang optimal dari pemerintah seperti kebijakan subsidi. Hambatan lain adalah, masih tingginya biaya pembuatan biogas bagi kalangan industri rumah tangga dan UKM.
Ramah lingkungan
Berdasarkan data BPS per Agustus 2010, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai sekitar 8,3 juta orang. Di sisi lain, dunia mengalami perubahan iklim yang merugikan manusia.
Peningkatan produktivitas nasional diharapkan dapat mengatasi masalah itu. Salah satunya melalui pengembangan kewirausahaan dan pengembangan daerah produktif yang ramah lingkungan, seperti pengembangan biogas sebagai sumber energi alternatif yang juga bermanfaat untuk mendukung kebutuhan energi bagi industri rumah tangga dan UKM.
Selain relatif tidak menimbulkan polusi, penggunaan biogas dapat menekan pengeluaran industri.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, pengembangan biogas sangat prospektif mengingat besarnya populasi hewan ternak dan agrikultur. Pada tahun 2009, Indonesia memiliki 13 juta ekor sapi perah dan sapi potong, serta 28 juta ekor kambing, domba, kerbau.
Menurut pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Vince Gowan, bisnis pengembangan biogas prospektif. "Apalagi Indonesia memiliki banyak daerah potensial sebagai sumber biogas, terutama sentra-sentra peternakan sapi potong dan sapi perah," katanya di sela seminar mengenai biogas, Senin (21/2/2011) di Jakarta.
Nilai investasi biogas mencapai Rp 10 juta per unit. Targetnya, ada satu juta unit biogas dalam waktu tiga tahun ke depan dengan penyebaran di 7 provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Untuk mengembangkan biogas, menurut Vince, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam bentuk pemberian insentif, alih teknologi, dan pelatihan. Di China, misalnya, pemerintah setempat sangat mendukung pengembangan biogas secara massal, antara lain dengan memberi insentif, misalnya berupa pinjaman lunak dan pembangunan pusat pelayanan biogas di setiap wilayah.
Biogas di Indonesia sudah lama dikembangkan namun belum optimal, karena dalam penerapannya masih bersifat proyek percontohan dan belum ada dukungan yang optimal dari pemerintah seperti kebijakan subsidi. Hambatan lain adalah, masih tingginya biaya pembuatan biogas bagi kalangan industri rumah tangga dan UKM.
Ramah lingkungan
Berdasarkan data BPS per Agustus 2010, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai sekitar 8,3 juta orang. Di sisi lain, dunia mengalami perubahan iklim yang merugikan manusia.
Peningkatan produktivitas nasional diharapkan dapat mengatasi masalah itu. Salah satunya melalui pengembangan kewirausahaan dan pengembangan daerah produktif yang ramah lingkungan, seperti pengembangan biogas sebagai sumber energi alternatif yang juga bermanfaat untuk mendukung kebutuhan energi bagi industri rumah tangga dan UKM.
Selain relatif tidak menimbulkan polusi, penggunaan biogas dapat menekan pengeluaran industri.
No comments:
Post a Comment