Berbisnis itu perlu kerja keras, kalau perlu mulai dari bawah. Itulah prinsip yang selalu dipegang oleh Rully Susanto. Itu pula yang membuat usaha kulinernya menjadi maju seperti sekarang.
Telaga Seafood Restaurant yang dikelola Rully dan keluarganya dikenal sebagai salah satu tempat makan paling ramai di Serpong, Tangerang Selatan. Selain menyajikan hidangan lezat, suasana di restoran ini pun begitu luas dan nyaman.
Berbisnis kuliner seperti ini pada awalnya bukan profesi pilihan Rully. Lulusan Jurusan Desain Grafis Institut Kesenian Jakarta itu lebih suka menggeluti bidang seni ketimbang meneruskan usaha restoran yang sudah digeluti oleh orangtuanya sejak 1989.
"Entah kenapa saya tidak terlalu suka dengan bisnis sukses hasil pemberian dari orang di atas kita. Saya lebih condong menyukai seni, kerja keras dalam merintis bisnis, dan dimulai dari bawah," jelas Rully saat ditemui Kompas.com di Telaga Seafood Restaurant, Jalan Raya Serpong Kavling Komersial No. 6, Serpong, Kota Tangerang Selatan.
"Ya, ada saja mungkin, orang sukses yang sudah anak orang kaya dari sananya. Memang enggak salah, tapi kalau saya pribadi lebih suka dengan yang dimulai dari grassroot," tambahnya.
Karena tak mau nebeng usaha orangtuanya, Rully kemudian memutuskan untuk bekerja sebagai desainer grafis di penerbitan buku Kepustakaan Populer Gramedia. Belasan tahun ia menekuni bidang ini sampai pada suatu titik, ia akhirnya berkeputusan untuk terjun dalam bisnis penggoyang lidah. "Kami lima bersaudara di rumah akhirnya turun tangan semua membantu usaha bokap (bapak). Semuanya berlima ikut kerja dan turun tangan," tambah Rully yang sempat mengenyam pendidikan sekolah dasar di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Hasilnya kurang lebih bisa terlihat hingga sekarang. Total sudah ada tiga restoran Telaga Seafood yang berdiri. Restoran pertama berdiri pada 2004 di Kota Modern, Tangerang, Banten. Dua tahun kemudian, ada lagi di Cibubur, Jawa Barat. "Tahun 2008 di BSD City," tandas Rully yang masih suka menuangkan idenya dalam bidang desain grafis.
Selama berkecimpung dalam bisnis kuliner, Rully sangat menjaga kualitas layanan dan makanan yang disajikan. Tidak mudah baginya untuk menyerahkan tanggung jawab itu kepada orang lain untuk berpikir dan menelurkan ide sebagaimana dikehendakinya. Alhasil, Rully dan keluarganya pun masih sering turun tangan hingga menghadapi tuntutan konsumen secara langsung.
Pernah Rully mendelegasikan pengelolaan Telaga Seafood ini kepada beberapa manajer. Apa mau dikata, hasilnya ternyata kurang memuaskan. Ia kemudian mengambil kembali pengawasan sentral restoran ini. "Saya benar-benar koordinasi dengan abang dan adik saya dalam pengeloaan rumah makan. Mulai dari konsep arsitektur, penyajian, dan pelayanan," katanya.
Konsep arsitektural di Telaga Seafood Restaurant BSD City ini ia membuat dengan konsep gabungan antara tradisional dan modern. Rully pun mengaku sangat intensif berdiskusi dengan saudara-saudara kandungnya soal konsep dan kualitas rumah makannya.
Dalam pengelolaan dan manajemen, ketiga restoran Telaga Seafood dikelola dengan sistem rekanan dan bukan waralaba. Dengan sistem seperti ini, Rully dan keluarganya tetap dapat menjaga standar kualitas dan pelayanan.
Telaga Seafood Kota Modern, misalnya, merupakan hasil rekanan antara Telaga Seafood Restaurant dengan pengembang Kota Modern Tangerang. Konsep yang sama berlaku bagi Telaga Seafood Cibubur. Restoran Telaga Seafood di Cibubur terbentuk atas kerja sama Telaga Seafood dengan investor di Cibubur. Khusus restoran di BSD City ini, ia dan keluarganya mengelola sendiri segala urusan mulai dari dapur hingga manajemen restoran.
Telaga Seafood Restaurant yang dikelola Rully dan keluarganya dikenal sebagai salah satu tempat makan paling ramai di Serpong, Tangerang Selatan. Selain menyajikan hidangan lezat, suasana di restoran ini pun begitu luas dan nyaman.
Berbisnis kuliner seperti ini pada awalnya bukan profesi pilihan Rully. Lulusan Jurusan Desain Grafis Institut Kesenian Jakarta itu lebih suka menggeluti bidang seni ketimbang meneruskan usaha restoran yang sudah digeluti oleh orangtuanya sejak 1989.
"Entah kenapa saya tidak terlalu suka dengan bisnis sukses hasil pemberian dari orang di atas kita. Saya lebih condong menyukai seni, kerja keras dalam merintis bisnis, dan dimulai dari bawah," jelas Rully saat ditemui Kompas.com di Telaga Seafood Restaurant, Jalan Raya Serpong Kavling Komersial No. 6, Serpong, Kota Tangerang Selatan.
"Ya, ada saja mungkin, orang sukses yang sudah anak orang kaya dari sananya. Memang enggak salah, tapi kalau saya pribadi lebih suka dengan yang dimulai dari grassroot," tambahnya.
Karena tak mau nebeng usaha orangtuanya, Rully kemudian memutuskan untuk bekerja sebagai desainer grafis di penerbitan buku Kepustakaan Populer Gramedia. Belasan tahun ia menekuni bidang ini sampai pada suatu titik, ia akhirnya berkeputusan untuk terjun dalam bisnis penggoyang lidah. "Kami lima bersaudara di rumah akhirnya turun tangan semua membantu usaha bokap (bapak). Semuanya berlima ikut kerja dan turun tangan," tambah Rully yang sempat mengenyam pendidikan sekolah dasar di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Hasilnya kurang lebih bisa terlihat hingga sekarang. Total sudah ada tiga restoran Telaga Seafood yang berdiri. Restoran pertama berdiri pada 2004 di Kota Modern, Tangerang, Banten. Dua tahun kemudian, ada lagi di Cibubur, Jawa Barat. "Tahun 2008 di BSD City," tandas Rully yang masih suka menuangkan idenya dalam bidang desain grafis.
Selama berkecimpung dalam bisnis kuliner, Rully sangat menjaga kualitas layanan dan makanan yang disajikan. Tidak mudah baginya untuk menyerahkan tanggung jawab itu kepada orang lain untuk berpikir dan menelurkan ide sebagaimana dikehendakinya. Alhasil, Rully dan keluarganya pun masih sering turun tangan hingga menghadapi tuntutan konsumen secara langsung.
Pernah Rully mendelegasikan pengelolaan Telaga Seafood ini kepada beberapa manajer. Apa mau dikata, hasilnya ternyata kurang memuaskan. Ia kemudian mengambil kembali pengawasan sentral restoran ini. "Saya benar-benar koordinasi dengan abang dan adik saya dalam pengeloaan rumah makan. Mulai dari konsep arsitektur, penyajian, dan pelayanan," katanya.
Konsep arsitektural di Telaga Seafood Restaurant BSD City ini ia membuat dengan konsep gabungan antara tradisional dan modern. Rully pun mengaku sangat intensif berdiskusi dengan saudara-saudara kandungnya soal konsep dan kualitas rumah makannya.
Dalam pengelolaan dan manajemen, ketiga restoran Telaga Seafood dikelola dengan sistem rekanan dan bukan waralaba. Dengan sistem seperti ini, Rully dan keluarganya tetap dapat menjaga standar kualitas dan pelayanan.
Telaga Seafood Kota Modern, misalnya, merupakan hasil rekanan antara Telaga Seafood Restaurant dengan pengembang Kota Modern Tangerang. Konsep yang sama berlaku bagi Telaga Seafood Cibubur. Restoran Telaga Seafood di Cibubur terbentuk atas kerja sama Telaga Seafood dengan investor di Cibubur. Khusus restoran di BSD City ini, ia dan keluarganya mengelola sendiri segala urusan mulai dari dapur hingga manajemen restoran.
No comments:
Post a Comment