Pemerintah daerah California, Amerika Serikat sepertinya patut
dicontoh DKI Jakarta. Pasalnya, kawasan di pesisir barat pantai Amerika
ini terus menggalakkan penggunaan mobil ramah lingkungan. Boleh jadi,
langkah ini tak lain untuk mendukung Komite Sumber Daya Udara California
(California Air Resources Board) yang telah memutuskan pada 2025 semua
mobil harus memenuhi standar konsumsi bahan bakar (Corporate Average
Fuel Economy/CAFE) 54,5 mpg atau 23,17 kpl.
Tak cuma CAFE, semua prinsipal mobil wajib memenuhi 15,4 persen dari total penjualan di California dengan produk-produk ramah lingkungan. Opsinya bisa mobil hibrida "plug-in", listrik murni atau "fuel cell"Hidrogen pada tahun yang sama
Menurut Mary Nichols, Ketua California Air Resources Board, keputusan ini relatif sederhana tapi diwajibkan. "Mungkin hal yang paling menggembirakan adalah seberapa besar kerjasama yang bisa dilakukan industri. Secara keseluruhan, derajat dukungan pada paket (insentif) luar biasa," tukas Nichols yang dikutip Carscoop.
Terkait keputusan ini, Asosiasi Dealer Mobil Baru Cafornia (California New Car Dealers Association) menyatakan, setiap orang ingin lebih hemat bahan bakar, tapi tak semuanya rela membayar lebih. Regulasi ini akan menambah biaya produksi sehingga rata-rata mendongkrak harga mobil 3.200 dollar AS (Rp28,6 juta) lebih mahal dari normal. Untuk mengatasi masalah ini, Nichols dan anggota komite lain juga tengah mengajukan insentif langsung bagi konsumen yang membeli mobil hemat bahan bakar.
Selain California, kabarnya ada 10 negara lain bagian yang berancang-ancang mengambil langkah serupa. Artinya, teknologi kendaraan ramah lingkungan bisa terdongkrak pasarnya menjadi 1,4 juta unit pada 2025 di California saja. Belum negara bagian lain.
Tak cuma CAFE, semua prinsipal mobil wajib memenuhi 15,4 persen dari total penjualan di California dengan produk-produk ramah lingkungan. Opsinya bisa mobil hibrida "plug-in", listrik murni atau "fuel cell"Hidrogen pada tahun yang sama
Menurut Mary Nichols, Ketua California Air Resources Board, keputusan ini relatif sederhana tapi diwajibkan. "Mungkin hal yang paling menggembirakan adalah seberapa besar kerjasama yang bisa dilakukan industri. Secara keseluruhan, derajat dukungan pada paket (insentif) luar biasa," tukas Nichols yang dikutip Carscoop.
Terkait keputusan ini, Asosiasi Dealer Mobil Baru Cafornia (California New Car Dealers Association) menyatakan, setiap orang ingin lebih hemat bahan bakar, tapi tak semuanya rela membayar lebih. Regulasi ini akan menambah biaya produksi sehingga rata-rata mendongkrak harga mobil 3.200 dollar AS (Rp28,6 juta) lebih mahal dari normal. Untuk mengatasi masalah ini, Nichols dan anggota komite lain juga tengah mengajukan insentif langsung bagi konsumen yang membeli mobil hemat bahan bakar.
Selain California, kabarnya ada 10 negara lain bagian yang berancang-ancang mengambil langkah serupa. Artinya, teknologi kendaraan ramah lingkungan bisa terdongkrak pasarnya menjadi 1,4 juta unit pada 2025 di California saja. Belum negara bagian lain.
No comments:
Post a Comment