Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar uang spot antarbank Jakarta Rabu pagi menguat 13 poin ke posisi Rp 8.542 per dollar AS dibanding posisi hari sebelumnya Rp 8.555.
"Harga komoditas energi yang terus menguat, membuat mata uang dollar AS kembali melemah. Pelemahan dolar AS itu membuat mata uang Asia termasuk mata uang dalam negeri menguat," kata analis valas Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu (11/5/2011).
Ia menambahkan, setelah dua kali mengalami deflasi, inflasi kumulatif sejak Januari hingga April 2011 baru tercatat 0,39 persen (ytd) atau hanya 1,17 persen annualized (disetahunkan). "Posisi itu masih cukup rendah dibanding target inflasi Bank Indonesia dan asumsi makro dalam APBN 2011," katanya.Di saat yang sama, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2011 yang sedikit lebih rendah juga akan menjadi pertimbangan BI untuk mempertahankan BI rate tetap di posisi 6,75 persen.
Ia mengatakan, sedangkan ekspektasi inflasi tiga bulan mendatang akan naik dari deflasi 4,7 persen pada survei indeks keyakinan konsumen (IKK) Maret menjadi inflasi 0,5 persen pada survei IKK April. "Kendati harga pangan dunia naik, tetapi Indonesia masih mencatat deflasi dalam dua bulan terakhir. BI lebih memilih penguatan mata uang rupiah dibanding menaikkan suku bunga," katanya.
Ia menambahkan, beberapa negara Asia lain seperti Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia dan India telah menaikkan suku bunga acuan dan menguatkan nilai tukarnya.
Sumber :
ANT
No comments:
Post a Comment