“Ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Tim Analis E-Government dan ICT Warta Ekonomi,” ujar Plt Kabag Humas dan Protokol Pemkot Samarinda Erham Yusuf Senin (9/5) kemarin. Dia menambahkan, tim itu melakukan penelusuran terhadap ada atau tidaknya praktik-praktik kewirausahaan yang dilakukan kepala daerah.
Erham menjelaskan, untuk penyaringan 16 kepala daerah, dilakukan tahap pendekatan berdasarkan indeks pembangunan manusia (Human Development Index/HDI) yang menjadi saringan awal. HDI dapat digunakan sebagai acuan mengukur kemajuan suatu daerah.
Selanjutnya, terang Erham, 9 kriteria ditentukan sebagai saringan berikutnya. Meliputi aspek manajerial, kinerja, organisasi efisien, mengutamakan mekanisme pasar, adanya partisipasi, budaya kompetisi, respons, adaptasi lingkungan, dan sistem pelayanan serta perizinan.
Alhasil, dari 497 daerah, terdapat 35 kabupaten/kota yang menganut pertumbuhan HDI relatif positif. Terpilihlah 16 bupati/wali kota, diantara Syaharie Jaang, sebagai pemimpin daerah yang mampu menjalankan entrepreneurial government di daerah yang dipimpinnya.
Selain HDI yang meningkat, lanjut Erham, tolok ukur keberhasilan para pemimpin daerah itu juga bisa dilihat dari orientasi output daerah mereka yang tercermin dari peningkatan penerimaan asli daerah (PAD).
“Pak Wali memang pantas disebut sebagai pelopor entrepreneurial government. Harapannya bisa menular ke organisasi pemerintahan yang lain, tidak hanya di tingkat daerah, tetapi juga di tingkat nasional,” imbuhnya.
Terpisah, Wali Kota yang dihubungi melalui telepon selularnya karena sedang mengikuti Orientasi Pemerintahan Dalam Negeri di sekretariat Mendagri Jakarta, menyampaikan apresiasi dan terima kasih terhadap penelitian tim Analis eGoverment dan ICT Warta Ekonomi.
“Dalam memimpin, kita tetap menggunakan prinsip efisiensi dan kehati-hatian serta profesional. Tentunya dengan program pro rakyat. Kita juga tahu trik mengajak dunia usaha untuk membangun Samarinda,” ucapnya. (*/wwn)
No comments:
Post a Comment