Wednesday, May 11, 2011

Sebelas SMK Jalin Kerja Sama 35 Dudi Serap Ratusan Tenaga Kerja

SAMARINDA – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Samarinda terus melakukan pengembangan dengan menjalin kemitraan. Kali ini bukan hanya oleh satu SMK, kerja sama dilakukan bersamaan oleh 11 SMK dengan 35 pelaku dunia usaha dan industry (dudi).
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan serentak 11 SMK Negeri, yakni SMK 3, SMK 4, SMK 5, SMK 7, SMK 9, SMK 10, SMK 12, SMK 15, SMK 16, SMK 17, dan SMK 18 di ruang pertemuan Hotel Alamanda SMK 3 Samarinda, Senin (9/5) kemarin.
“Gerakan SMK makin progresif, kerja sama yang dilakukan makin hari makin luas. Terima kasih kepada semua perusahaan yang berkontribusi. Saya menilai SMK melangkah dengan kegiatan luar biasa,” ucap Wakil Wali Kota, Nusyirwan Ismail.
Menurutnya, kerja sama yang dilakukan semakin hari diperluas dan menguatkan keunggulan daya saing. “Suksesnya suatu kota dalam membangun ada tiga pilar, pertama stabilitas kota, pertumbuhan, dan jumlah masyarakat miskin menurun,” ujarnya.
Melalui SMK, sambung Nusyirwan, pemerintah bisa menekan angka kemiskinan. Selain memiliki keahlian, SDM yang cerdas juga bisa mengatasi masalah kemiskinan.
Dikatakannya, kerja sama boleh terus diinovasi dan gencar dilakukan, namun yang penting bagaimana implementasinya.
Contoh nyata dari salah satu kerjasama dunia pendidikan dengan dudi, sebut Nusyirwan, adalah UT (United Tractor) sejak 4 tahun terakhir ini merekrut lulusan sekolah binaan mereka.
Tiap tahun, lebih 100 lulusan yang diserap. Terakhir, sebanyak 120 lulusan dipekerjakan di UT, sehingga perusahaan itu tidak mengambil tenaga luar. “Murni tenaga lokal,” bebernya.
Untuk itu, Nusyirwan mengajak SMK supaya bergerak dengan inovasi. “Buktinya tidak ada duit tetap jadi, meski tanpa uang, kita bisa melakukan sinergi,” imbuhnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda Harimurti WS, mengatakan, pihaknya memiliki grand design sesuai visi misi Samarinda yang diimplementasikan di setiap sekolah.
“Harapan kita, jangan sampai anak-anak Samarinda tidak bisa menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Sekarang ini tidak ada lagi yang utama, semuanya sama. Bukan lagi eranya IT saja, atau alat berat, tapi ada juga kecantikan, kuliner, semuanya sama,” jelas Harimurti.
Dia menegaskan, tinggal bagaimana siswa memilih dan benar-benar bisa bermanfaat setelah lulus sekolah. “Bukan malah menambah pengangguran,” tandasnya.
Harimurti juga mengatakan, dunia pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus membangun jaringan kemitraan.
Selain penandatangan MoU kemarin, juga dilakukan pengukuhan Kelompok Penjahit Mitra Binaan Program Keahlian Busana Butik SMKN 3. Juga, penyerahan piala juara umum Lomba Keterampilan Sekolah (LKS) tingkat provinsi dari ketua kontingen H Suwar kepada Wawali. (*/wwn)

No comments:

Post a Comment