Sunday, May 8, 2011

Tahun Suram Proudsen Mobil Jepang

Gempa dan tsunami pada 11 Maret lalu merupakan titik awal yang diperkirakan tiga besar produsen mobil Jepang, yaitu Toyota, Nissan dan Honda akan mengalami masa kelam pada tahun ini. Demikian perkiraan  para analis bisnis dan industri, terutama pada semester pertama tahun fiskal ini.
Penyebabnya, produksi mobil di Jepang terhenti dan sekarang sudah mencapai hampir dua bulan setelah gempa. Kendati sebagian pabrik telah mulai berproduksi namun hanya setengah dari kapasitas normal. Toyota dan Honda pada akhir April lalu mengatakan, produksi baru bisa kembali normal pada November dan Desember mendatang. Penyebabnya, perusahaan pemasok komponen belum bisa berproduksi secara normal, terutama elektronik (mikrokontroler).
Kuartal Kedua
Kekurangan pasokan tenaga listrik karena kerusakan yang dialami pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima, juga menambahkan derita produsen mobil Jepang. Survey yang dilakukan Bloomberg, pada kuartal pertama tahun fiskal sekarang - sampai 30 Juni - kerugian yang dialami Toyota mencapai 155 miliar yen (16,27 triliun). 
Selanjutnya, sampai akhir semester pertama tahun ini, 30 September 2011, meningkatkan menjadi 241 miliar yen (Rp 25 triliun). Sementara itu Nissan, diperkirakan hanya mengalami kerugian 48 miliar yen (Rp 5 tiliun).
Menurut Noriyuki Matsuhima, seorang analis Citi Investmen Research & Analyst di Tokyo, kerugian yang dialami industri mobil Jepang melewat angka krisis keuangan pada 2008-2009. “Produsen mobil Jepang akan kehabisan stok komponen untuk pabrik di luar negeri pada kuartal kedua, sehingga produksi akan terus berkurang,” kata Matsushima.
Terendah Sementara itu, penjualan mobil di Jepang turun 47 persen bulan lalu menjadi 1867.637 kendaraan, terendah dalam 40 tahun terakhir.
“Bahkan jika produksi pulih, permintaan tidak bisa langsung kembali seperti semula. Pasalnya banyak masyarakat yang kuatir dengan radiasi nuklir dan masih kaget terhada kerusakan yang ditimbulkan gempa dan tsunami,” kata Yuuki Sakurai, Presiden di Fukoku Capital Management Inc. di Tokyo.
Sampai April lalu, Toyota telah kehilangan 400.000 unit kendaraan yang tidak bisa diproduksi, dengan rincian 300.000 unit di Jepang dan 100.000 unit di negara lain.
Kondisi tersebut akan menambah beban kerja Toyota, terutama di Amerika Serikat. Pasalnya, produsen mobil nomor satu dunia itu baru saja berusaha bangkit dari krisis recall plus denda oleh pemerintah Amerika Serikat!
Sumber :
Bloomberg & DetNews

No comments:

Post a Comment