Melihat sedan atau kendaraan multi purpose vehicle (MPV)
tampil ceper sudah biasa. -Agak jarang kalau SUV yang dibikin pendek,
itulah alasan Audi Daniel memodifikasi pada Nissan X-Trail 2010
miliknya. "Jarak antara aspal dan sasis, sih sebenarnya masih 4 jari
(sekitar 7 cm), tapi kalau diukur dari bak oli tinggal 2 jari," ujar
pria bertempat tinggal di Bintaro ini.
Untuk menyeperkan X-Trail, per standar diganti dengan punya Peugeot 406 dan dipotong 2 ulir. Begitu juga sokbreker asli ditukar sama punya 406 untuk depan dan Mercedes Benz 300E (Boxer) belakang. Otomatis, ayunan suspensi terasa cukup keras dan sangat tidak nyaman - apalagi jalan pelan - karena sering 'mental-mentul' ketika melintasi jalan gelombang.
Ciri mobil ceper, acap menggunakan pelek lebar agar ruang spakbor terlihat penuh. Di sini, Audi memasang pelek 20 inci merek Routech yang dibungkus karet bundar ukuran 225/35. Alhasil, bibir fender menempel dengan ban, bahkan saat mobil berjalan kerap terjadi gesekan mengakibatkan lis pelapis fender rusak. "Yah itu dia konsekuensinya mobil ceper pakai pelek besar," terang anggota X-Trail Club Indonesia ini.
Komponen lain yang menjadi korban dari 'kesenangan' Audi adalah bak oli yang sampai dua kali ganti lantaran sering tergerus saat melintas polisi tidur. Selain itu, arm depan juga pernah penyok dan diganti karena mentok sewaktu melewati lubang.
"Orang tua juga waktu itu sempat komplain dengan perubahan yang saya buat. Mereka menanyakan, apa mobil ini bisa dipakai sehari-hari? Ya, saya bilang bisa, dan itu saya buktikan dengan segala konsekuensinya," terang Audi. Bisa jadi motto "Biar sengsara yang penting gaya" sangat cocok untuk kondisi tersebut.
Selain modifikasi suspensi yang menjadi pendek, atap X-Trail berkelir biru dongker tersebut sudah ditambahkan dengan sunroof. Sedangkan di bagian belakang terpasang spoiler. Sementara untuk kabin ubahan yang dilakukan hanya sebatas peningkatan kualitas suara.
Untuk menyeperkan X-Trail, per standar diganti dengan punya Peugeot 406 dan dipotong 2 ulir. Begitu juga sokbreker asli ditukar sama punya 406 untuk depan dan Mercedes Benz 300E (Boxer) belakang. Otomatis, ayunan suspensi terasa cukup keras dan sangat tidak nyaman - apalagi jalan pelan - karena sering 'mental-mentul' ketika melintasi jalan gelombang.
Ciri mobil ceper, acap menggunakan pelek lebar agar ruang spakbor terlihat penuh. Di sini, Audi memasang pelek 20 inci merek Routech yang dibungkus karet bundar ukuran 225/35. Alhasil, bibir fender menempel dengan ban, bahkan saat mobil berjalan kerap terjadi gesekan mengakibatkan lis pelapis fender rusak. "Yah itu dia konsekuensinya mobil ceper pakai pelek besar," terang anggota X-Trail Club Indonesia ini.
Komponen lain yang menjadi korban dari 'kesenangan' Audi adalah bak oli yang sampai dua kali ganti lantaran sering tergerus saat melintas polisi tidur. Selain itu, arm depan juga pernah penyok dan diganti karena mentok sewaktu melewati lubang.
"Orang tua juga waktu itu sempat komplain dengan perubahan yang saya buat. Mereka menanyakan, apa mobil ini bisa dipakai sehari-hari? Ya, saya bilang bisa, dan itu saya buktikan dengan segala konsekuensinya," terang Audi. Bisa jadi motto "Biar sengsara yang penting gaya" sangat cocok untuk kondisi tersebut.
Selain modifikasi suspensi yang menjadi pendek, atap X-Trail berkelir biru dongker tersebut sudah ditambahkan dengan sunroof. Sedangkan di bagian belakang terpasang spoiler. Sementara untuk kabin ubahan yang dilakukan hanya sebatas peningkatan kualitas suara.
No comments:
Post a Comment