Sunday, March 20, 2011

Sudah Punya Pangsa Pasar Sendiri

AKSI pencurian helem ternyata sudah masuk ke ranah sindikat. Seperti bisnis obat-obatan terlarang, helm curian tidak dijual sembarangan. Hasil penelusuran koran ini, rata-rata helm curian hanya dijual pada orang yang dikenalnya.
Ad (17), salah seorang komplotan yang sering menggasak helm mengatakan, selama ini hasil penjualan helm, hanya ia pergunakan untuk membeli rokok. “Orangtua enggak tau kalau aku suka ngembat helm. Solanya, helm enggak aku taruh di rumah. Jadi helm hasil curian kami titipkan ke teman, entar kalau laku kami berikan sebungkus rokok,” jelasnya.
Biasanya konsumen datang sendiri minta dicarikan helm. Di sana akan dibicarakan mengenai merk, terus ditentukan kapan helmnya ada. “Kalau sudah deal baru kami beraksi, paling lama empat hari, barang yang diinginkan ada. Tapi, jika masih ada stok helm curian, ya diliatkan ke pembelinya. Kalau cocok bisa langsung mainkan harga. Paling murah itu Rp 50 ribu, sedangkan yang mahal 180 ribu. Semua tergantung kemulusan helm, biar merk terkenal tapi kalau sudah banyak lecetnya, harganya pasti jatuh,” jelas remaja berambut cepak berpirang ini.
Kata dia lagi, dulu dalam sehari bisa dapat 3-5 helm, sekarang tunggu pesanan saja. Biasanya hasilnya enggak bisa dijual hari itu juga, tergantung kalau ada yang cari. Kalau sudah laku, baru uangnya dibagi-bagi. “Sistemnya 30-70 persen, jadi teman yang menunggu di atas motor, dapatnya 30 persen aja, sedangkan yang beraksi ambil helmnya dapat 70 persen. Misalkan helmnya laku harganya 80 ribu. Ada yang dapat 30 ribu dan 50 ribu, kalau uangnya sudah dapat harus beli rokok masing-masing 1 bungkus. Nah rokoknya itu di simpan, pas lagi enggak ada yang cari helm, baru rokoknya kami buka dan dibagi-bagi,” ungkapnya.   
Tidak selamanya mencuri helm itu menguntungkan, terkadang meraka juga harus siap menerima risiko, yaitu tertangkap massa. Seperti yang dialami Ansar --bukan nama sebenarnya--, yang pernah tertangkap tangan mencuri helm di pasar malam.
Dia bercerita, awalnya tidak terpikirkan jika malam itu dirinya harus terkena bogeman mentah di punggungnya. Beruntung pemilik helm tidak melaporkannya ke kepolisian dan ia pun tidak merasakn jeruji besi.  Waktu itu, dia jalan-jalan ke sebuah pasar malam. Saat mau pulang di sebelah tempat parkir motornya, ada helm yang ditaruh di kaca spion motor.
Tanpa pikir panjang langsung dipakai helm itu. Ternyata yang punya helm melihatnya, dan langsung memanggil sang pelaku. “Bos helmku mau di bawa ke mana,” kata Ansar, menirukan suara pemilik helm. Langsung aku aku bilang “Maaf salah ambil,” baru dari belakang ada yang mukul punggungku, untung saja orangnya enggak lapor polisi,” ucapnya. (*/luc/kri)

No comments:

Post a Comment